Data UMKM Kota Sukabumi

umkm

Profil UKM Kota Sukabumi

(Profil) Pusat Bubur Ayam Bunut Sukabumi

Website : www.buburayambunut.com

Tak Sekedar Menyajikan Bubur Ayam Khas Sukabumi, Bubur Ayam Bunut Membawa Nuansa Sukabumi kepada siapa saja yang datang ke kota ini. Kesannya, Belum Ke Sukabumi Jika Belum ke Bubur Ayam Bunut….

Rumah Makan Bubur Ayam Bunut Sukabumi seperti nama nya memiliki menu khas yaitu Bubur Ayam, Tulang Ayam dan Keroket yang cita rasa aslinya tetap terjaga sejak 30 tahun yang lalu. Selain Bubur Ayam, kami menyediakan beraneka ragam menu lainnya yang akan menggoyang lidah Anda, seperti seperti Sop Buntut Sapi, Nasi Timbel Komplit, Sop Iga, Sop Kaki, bermacam-macam nasi goreng, Roti bakar, Pisang Bakar, dll. Kami juga memiliki berbagai macam minuman khas, seperti Teh Tarik Rempah, Bandrek dan Bajigur serta bermacam-macam minuman lainnya yang dijamin akan menambah kaya pengalaman kuliner Anda di Rumah Makan kami.

Rumah Makan Bubur Ayam Bunut memadukan konsep modern tradisional, dimana pelanggan bisa memilih ruang makan bergaya modern (indoor) atau ruang makan bergaya tradisional dengan konsep saung bambu (outdoor) lengkap dengan Lesehan.

Lokasinya yang berada di daerah dataran tinggi, membuat RM Bubur Ayam Bunut memiliki daya tarik tersendiri karena udaranya yang sejuk. Didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari beberapa kawasan wisata alam seperti, taman wisata alam Gunung Gede,  Selabintana, Wisata Arung Jeram Citarik, dan Pantai Pelabuhan Ratu yang sangat terkenal dan menjadi ikon wisata provinsi Jawa Barat.

Sejarah Berdiri

Bubur Ayam Bunut didirikan oleh H. To’i sekitar Tahun 1981 di Sukabumi. Saat itu H. To’i hanya berjualan dengan berkeliling secara dipikul. Seiring berjalannya waktu H. To’i akhirnya berjualan menggunakan gerobak dan mangkal di daerah Rumah Sakit Bunut (sekarang R.S.U Syamsudin S.H). Karena berjualan didaerah Bunut itulah nama Bubur Ayam Bunut berasal dan dipakai hingga sekarang.

Visi Perusahaan

Visi dari Bubur Ayam Bunut Siliwangi adalah “Menjadi Rumah Makan Bubur Ayam Terbaik di Indonesia”, yaitu dengan:

  1. Bubur Ayam Bunut Siliwangi

Menjadikan Bubur Ayam Bunut Siliwangi sebagai perusahaan dengan merek dagang yang dipercaya dan dihargai di seluruh dunia.

  1. Pelanggan

Melayani pelanggan dengan hati dan profesional agar mereka dapat menikmati setiap produk Bubur Ayam Bunut Siliwangi dengan hati senang dan mendapatkan pengalaman kuliner dengan keunikan tersendiri.

  1. Komunitas

Bermanfaat bagi komunitas di sekitar Rumah Makan Bubur Ayam Bunut Siliwangi dan membuat mereka bangga atas keberadaan kami di lingkungan mereka. Inilah komitmen Bubur Ayam Bunut Siliwangi sebagai wujud tingkat tanggung jawab sosial kami yang tinggi.

  1. Pemilik Bubut Ayam Bunut

Menangkap dan mengelola peluang untuk membawa Bubur Ayam Bunut Siliwangi mencapai kesuksesan, mengembangkan modal, dan menjalin kerja sama profesional dengan karyawan dalam mengelola Bubur Ayam Bunut Siliwangi dalam mencapai visinya.

  1. Karyawan

Memberikan peluang, kompensasi kerja yang baik, memberikan pengembangan dan pelatihan kerja, memotivasi, serta memberikan arti penting dalam bekerja bagi seluruh karyawan.

  1. Suppliers

Menjadikan Bubur Ayam Bunut Siliwangi sebagai tempat investasi terbaik yang profitable serta menjadi partner terbaik dalam bisnis.

Misi Perusahaan

Misi dari Bubur Ayam Bunut Siliwangi adalah “Memahami tentang Visi kami dan bagaimana menjadikannya menjadi kenyataan pada Rumah Makan Bubur Ayam Bunut Siliwangi”

Tujuan Perusahaan

Tujuan dari Bubur Ayam Bunut Siliwangi adalah :

  1. Menciptakan suatu sistem yang mampu menyediakan jasa makanan di seluruh Indonesia dengan profesional.
  2. Menjadikan brand Bubur Ayam Bunut menyentuh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja saat kita melakukan bisnis.
  3. Menjadikan Bubur Ayam Bunut sebagai tempat bekerja yang terbaik untuk setiap orang yang ada di seluruh dunia.
  4. Menciptakan Rumah Makan dimana setiap pelanggan tersenyum dan merasa spesial.
  5. Menyediakan makanan yang paling baik di kelasnya dengan penyajian yang istimewa dan menu makanan yang beragam.
  6. Membentuk organisasi yang memiliki hubungan kerja yang baik dan kuat antara pemilik, pemasok barang, dan perusahaan.
  7. Mewujudkan sebuah brand yang sukses dan memberikan kontribusi pada pemilik, pemasok barang dan perusahaan.

(Profil) Mochi Kaswari LAMPION

Mochi Kaswari “LAMPION”

Jl. Bhayangkara – Gg Kaswari II No. 9 dan 19
Sukabumi
Telp: 0266 266534

Ulasan seorang blogger : http://www.banyumurti.net/2014/02/kuliner-sukabumi-mochi-oleh-oleh-khas.html

Tidak sah kalo jalan-jalan ke Sukabumi tanpa membawa pulang mochi. Ya, kudapan yang satu ini memang menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke kota ini. Banyak penjaja kue mochi di kota ini, tapi ada satu yang kondang dan konon merupakan pelopor kuliner khas Sukabumi ini: Mochi Kaswari “LAMPION”.

Di sebuah gang di Jl Bhayangkara, terdapat sebuah bangunan baru yang cukup mencolok yang merupakan outlet penjualan mochi yang lebih sering disebut dengan Mochi Lampion ini. Aneka rasa mochi tersaji disini: suji pandan, vanila, durian, pisang ambon, blueberry, melon, mocca, coklat, keju dan strawberry. Semuanya berisi kacang tanah manis, yang membedakan adalah rasa di “daging”-nya. Kenyal, lembut dan manisnya terasa begitu seksi di mulut kita, mungkin inilah yang membedakan Mochi Lampion ini dengan mochi lainnya, adonannya passss…

Dikemas dalam kotak berisi sepuluh butir mochi, dan diikat setiap lima kotak, Mochi Lampion dijual seharga Rp. 30.000/ikat atau Rp. 6.000/kotak. Dan kita boleh memadukan rasa yang ada biar gak penasaran. Sayangnya mochi ini memang tidak terlalu tahan lama, disarankan untuk dihabiskan dalam waktu empat hari saja, bahkan untuk beberapa varian seperti durian dan keju hanya tahan dua hari. Bisa dimasukkan ke kulkas sih, tapi tentunya akan menghilangkan kekenyalan yang menjadi ciri khas penganan ini.

Berdasar informasi yang didapat dari brosur yang tersedia di outlet Mochi Kaswari “Lampion”, usaha ini didirikan sejak tahun 1983 oleh Bapak Kuswandi dan sekarang sudah dikelola oleh generasi keduanya dan tidak membuka cabang di tempat lain.

Akan tetapi sejak tanggal 12 Februari 204, telah dibuka Galeri Mochi Kaswari Lampion yang berada di mulut gang kaswari II, tidak jauh dari jalan raya bhayangkara. Ini tentunya memudahkan konsumen yang tidak perlu masuk sampai ke dalam gang untuk membeli mochi lampion di pabriknya. Sekitar 2000 keranjang diproduksi setiap harinya, dan jumlah ini dapat meningkat dua kali lipat di saat hari libur atau akhir pekan. Memang kuliner Sukabumi saat ini tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran Mochi.

Mochi Lampion: Oleh-oleh Khas Sukabumi

Mochi Lampion memang identik dengan Sukabumi. Yang menarik ialah ketika warga Sukabumi melancong ke daerah lain diluar Sukabumi biasanya banyak orang yang bertanya: mana Mochi-nya? Mochi sendiri sebenarnya makanan dari Jepang yang telah mengalami akulturasi budaya sehingga kini melekat dengan kota yang juga identik dengan Ratu Selatan ini. Adapun sebutan Mochi Lampion sendiri merupakan salah satu produk Mochi yang ada di Sukabumi.

Apa yang menjadi daya tarik dan keunggulan Mochi sendiri? Banyak orang yang gemas denan bentuknya yang bulat-kecil, kenyal dan tersedia dalam aneka pilihan rasa sehingga tidak membuat konsumen bosan. Beberapa rasa Mochi yang bisa Anda nikmati seperti durian, cokelat, kacang, dan strawberry. Tuntutan pasarlah yang kemudian membuat Mochi kini mendiversifikasikan dirinya menjadi banyak pilihan rasa. Satu lagi yang membuat Mochi tersohor yakni bentukpackagingnya yang tradisional dan dibuat dengan tangan.

Mochi memang banyak jenis, merk dan yang menjualnya. Namun belum tentu Mochi-mochi tersebut memiliki kualitas yang sama. Makanya Anda disarankan untuk membeli Mochi yang dijual oleh pedagang yang direkomendasikan karena terbukti memiliki kualitas yang terbaik dan harga yang dianggap pas. Salah satunya ialah Mochi Lampion yang bisa Anda dapatkan di Gang Kaswari Sukabumi.

Lokasi

Mochi lampion bisa Anda dapatkan di Jalan Kaswari, Gang Kaswari II No 19, Sukabumi, Jawa Barat –Indonesia.

Jam buka: jam 09.00 – 17.00

Harga: Rp 10.000 – Rp 30.000

(Profil) Mie Baso MANG ADUL Diresmikan Walikota Sukabumi Tahun 1990

PROFILE BASO MANG ADUL 

(Kuliner Baso Sukabumi yang diresmikan oleh WALIKOTA SUKABUMI, Bapak. H. Zainudin M. pada tahun 1990)

AWAL BERDIRI

Pertama kali Baso Mang Adul buka pada tahun 1958 dengan cara dipikul yang berlokasi mangkal / berkeliling di s,ekitar area jln. pelabuan II kota sukabumi. Pemilik dan perintis Baso Mang Adul ini adalah Bapak Abdul Gani dengan panggilan akrabnya Mang Adul. Bapak Abdul Gani (Mang Adul) memulai berwirausahanya pada usia 17 tahun, beliau lahir pada tanggal 02 November 1941, di Sukabumi. Beliau salah seorang perintis dalam berwirausaha di bidang kuliner kota sukabumi, dan yang lebih kentalnya lagi beliau orang sunda asli yang berkelahiran di kota sukabumi.

Setelah berjalan berbulan-bulan atas kerja kerasnya beliau memulai berdagang dengan menggunakan gerobak roda, berkeliling sekitar jln pelabuan II kota sukabumi.

PERJALANAN WIRAUSAHA MANG ADUL

Bapak Abdul Gani (Mang Adul) memproduksi baso dengan tangannya sendiri, dan racikan bahan-bahannya yang alami tanpa ada pengawet. Beliau membeli daging sapi no 1, daging yang masih hangat yang baru disembelih jadilah baso yang berkualitas.

Bapak Abdul Gani (Mang Adul) sosok yang baik hati, pekerja keras, ulet, pantang menyerah dan berwawasan luas serta rajin beribadah,, karena seorang wirausahawan harus disertai iman dan takwa kepada ALLOH SWT.
Pada tahun 1969 atas keuletan dan fokusnya beliau terhadap usahanya, beliau memulai berdagang di Salawati / Sumur Bandung dekat gang harapan yang sekarang dijadikan Bank Mandiri sebrang Capitol dengan membuka sebuah kios.

Kemudian Mang Adul pada tahun 1975 berbuka cabang kios basonya di jln. A. Yani Dewi Sartika yang sekarang menjadi gedung Capitol Center dibantu oleh 10 orang karyawan. Seiring berjalan waktu cabangnya berpindah lokasi pada tahun 1983 di Sumbayak (sebrang Bank Danamon) jln. A. Yani dibantu oleh 12 orang karyawan.

MANG ADUL DIRESMIKAN OLEH WALIKOTA PADA TAHUN 1990

Bapak Abdul Gani (Mang Adul) seorang wirausaha yang gigih, seorang wirausaha yang selalu ingin berinovasi. Beliau memulai membuka cabang lagi di jln.Kaum Kidul kota sukabumi, dan ruko ini dibantu oleh 15 orang karyawan. Ruko Baso Mang Adul ini diresmikan oleh WALIKOTA SUKABUMI, yang waktu itu pada tahun 1990 dijabat oleh Bapak Zainuddin M. disertai jajaran dan staf-stafnya. Dan resmilah dengan merk dagang (Trade Mark) Mie Baso Mang Adul.

MANG ADUL YANG DIRINDUKAN OLEH KONSUMENNYA

Setelah berjalan bertahun-tahun, Mang Adul mulai menurun dalam ekonomi bidang kuliner, karena waktu itu pada tahun 1997 masa moneter, semua bidang ekonomi melemah, semua bahan baku untuk produksi mulai meningkat, mulai lah salah satu rukonya ditutup dan dijual. Dan seiring waktu Mang Adul mulai menghilang dimata konsumennya.

LAHIRNYA KEMBALI BASO MANG ADUL

Pada tahun 2000 Baso Mang Adul mulai dibuka kembali di jln Mayawati Capitol, Bapak Abdul Gani ( Mang Adul ) ditemani seorang anaknya yang bernama M. Munasik, dan dibantu oleh 8 orang karyawan.
Dengan Menu :

MAKANAN
1. Mie Baso
2. Bihun Baso
3. Baso Kuah
4. Sop Iga
5. Sop Urat
6. Sop Babat
7. Yammien Ayam / Yammien Baso

MINUMAN
1. Es Jeruk
2. Es Kelapa
3. Teh Botol, dll.

Pada awal tahun 2008, Mang Adul berpindah lokasi ke jln. A. Yani di iran Toserba Tiara, namun Bapak Abdul Gani (Mang Adul) mulai beristirahat usia sekarang 73 tahun dengan keadaan Alhamdulilah masih diberikan umur panjang dan kesehatan,, mulailah diteruskan dengan dirintis kembali oleh 2 orang anaknya yang bernama M.Munasik, dan Deni Hermawan dan seorang cucunya yang bernama Wachyu Mutihardika., dan dibantu oleh 4 orang crew, Dudu, Isep (alm), yanto, toto.. hingga saat ini masih berjalan.

Profil) UKM Layangan Sukabumi Yang Bertahan

Meski saat ini sudah bukan musimnya lagi bermain layangan. Tapi, para pembuat layangan ini masih tetap setia memproduksi layangannya. Bagaimana kisahnya?

Seperti tak mengenal musim dan rasa lelah, pria asal Subangkidul Kelurahan Subangjaya Kecamatan Cikole Kota Sukabumi Asep Saepuloh dengan sabar dan telaten menekuni usahanya membuat layang-layang. Usaha tersebut dilakoninya tersebut dijadikannya sebagai mata pencaharian utama Asep sehari-hari. Pria yang akrab disapa Epul ini mengaku, sudah menekuni pembuatan layang-layang selama 20 tahun silam. Berawal dari hobi, kini Epul mampu meraup omset sekitar Rp14 juta per dua minggu, dengan pemasaran ke daerah Sukabumi dan Cianjur.

“Dulu saya hobi main layangan, berawal dari situlah saya mendapat ide untuk bisnis layang-layang ini,”katanya. Ketika ditemui Radar Sukabumi dikediamannya, pria ramah ini mengaku hasil dari bisnis pembuatan mainan tradisional ini cukup menggiurkan. Dalam satu hari, ia mampu memproduksi sekitar 1000 rim untuk dikirim ke Cianjur. Produk yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis layangan, tergantung dari kualitasnya. Ada jenis layang-layang super, standar dan ada juga layang-layang Jabrug. Biasanya untuk yang super ditandai dengan kerangka layangan yang bagus, dan terbuat dari kayu berkualitas. Sedangkan untuk jabrug, dirinya mengaku kualitasnya sangat rendah. “Kalau jabrug itu, bikin layangannya asal-asalan,”ujarnya. Harga yang ditawarkannya bervariatif. Untuk yang super dijualnya dengan harga Rp700 ribu/bal dan Rp500 ribu/bal untuk jenis standar. Sedangkan untuk jabrug Rp300 ribu-Rp350 ribu.

Menurutnya, saat musim layangan jumlah pemesan mengalami peningkatan 100 -200 persen. Untuk menangani lonjakan tersebut, pria yang dimemiliki dua orang anak ini banyak merekrut pegawai. Meski begitu, terkadang pesanan konsumen tidak semua terlayani. Biasanya permintaan mulai ramai dari Maret- Agustus. “Biasanya, kalau sudah musim layangan saya bisa kirim 60 ribu per rimnya,”kata pria yang sekarang mempunyai 25 karyawan tersebut. “Mau musim hujan atau kemarau, kita terus membuat layangan. Sehingga usaha ini insya Allah tidak akan terputus oleh musim,”tambahnya lagi.

Hampir sama dengan pengrajin lainnya, di lapangan Epul menemukan banyak kendala. Terutama dalam hal permodalan dan kesulitan mendapat bahan baku. “Sekarang bahan baku untuk kualitas super, sudah sangat sulit. Kalaupun ada harganya pasti mahal,” katanya. Selain kesulitan bahan baku, dirinya juga mengeluhkan soal bantuan permodalan. Untuk itu, Epul meminta kepada Pemerintah Kota Sukabumi untuk lebih memperhatikan nasib para UKM yang ada di Sukabumi, untuk bisa memberikan pelayanan modal dengan bunga rendah. “Saya berharap, semoga Pemerintah Kota Sukabumi dan juga BUMN, untuk lebih memperhatikan nasib kita. Agar bisa memberikan modal dengan bunga rendah,” desaknya.

5 Comments

  1. Dede Iskandar 27 Oktober, 2020 Reply
    • ANDRI IRAWAN 6 Desember, 2020 Reply
  2. Usup Sopyan 29 Oktober, 2020 Reply
  3. Ati 30 Oktober, 2020 Reply
  4. ANDRI IRAWAN 6 Desember, 2020 Reply

Leave a Reply