
Reporter : Riksan
Terminal Tipe A KH. Ahmad Sanusi Kota Sukabumi merupakan terminal yang unik karena selain melayani masyarakat dalam urusan transportasi antar kota dan antar provinsi, terminal ini juga menjadi bagian dalam upaya pelestarian sejarah dan kebudayaan, dengan hadirnya Museum Ki Pahare di salah satu area terminal.
Museum yang diresmikan pada tahun 2017 lalu dan sebelumnya berlokasi di Kecamatan Baros, memiliki ratusan koleksi artefak bersejarah yang dibagi ke dalam tiga zaman yakni pra sejarah, klasik dan kolonial. Museum Ki Pahare yang telah dikenal khalayak bahkan dikunjungi oleh turis mancanegara, sejak tanggal 1 Oktober 2023 menempati salah satu area di Terminal Tipe A. KH. A. Sanusi di Jalan Lingkar Selatan.

Salah satu koleksi Museum Ki Pahare
Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Yukky Rahmat Yunus yang diwawancarai pada 22 Juli 2025, menjelaskan bahwa dihadirkannya Museum Ki Pahare di Terminal Tipe A. KH. Ahmad Sanusi, merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan budaya Sunda kepada masyarakat.
“Disini kita (mencoba) mengenalkan budaya Sunda, kemudian memberikan wawasan kepada masyarakat Kota Sukabumi dan seluruh Indonesia, bahwa terminal ini mencantumkan budaya lokal tidak hanya transportasi,” ucapnya.

Pengawas Satpel Terminal Tipe A KH. A. Sanusi
Meski terminal merupakan tempat yang ramai dan menjadi lokasi transit bus dari berbagai daerah, namun pihak pengelola terminal telah membagi antara jalur bus dan jalur umum, untuk memastikan operasional terminal tetap lancar dan masyarakat pun bisa dengan nyaman berkunjung ke Museum Ki Pahare.
Ia menambahkan keberadaan Museum Ki Pahare memberikan nilai tambah dalam pelaksanaan Program Salud atau Sadar Lalu Lintas Usia Dini, yang diikuti oleh pelajar dari berbagai sekolah.
“Kita ada program Salud, jadi setiap ada kunjungan ke terminal kita berikan juga wawasan budaya di Museum Kipahare, baik dari mulai tingkat PAUD hingga mahasiswa,” tambahnya.

Museum Ki Pahare dibuka setiap hari dari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB dan masyarakat bisa berkunjung tanpa mengeluarkan biaya apapun.
“Tidak ada biaya masuk, free untuk umum, mau kapan pun silahkan datang. Saya imbau dan ajak seluruh masyarakat untuk berkunjung ke Museum Ki Pahare,” pungkasnya.