Reporter : Arif Hidayat
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi, bekerja sama dengan tujuh kecamatan pada pekan lalu menggelar kegiatan rembuk stunting. Pada 6 September 2024, kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Citamiang, Baros dan Cibeureum.
Sekretaris DP2KBP3A Kota Sukabumi, Rina Hestiana, mengatakan bahwa rembuk stunting merupakan kegiatan untuk mengkoordinasikan berbagai langkah bersama dalam percepatan penurunan stunting. Kegiatan ini juga berguna untuk memperkuat komitmen seluruh pihak dalam penanganan stunting di tingkat kecamatan.
Senada dengan hal tersebut Camat Citamiang, Aries Ariandi, mengatakan bahwa melalui rembuk stunting, seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopicam) memperkuat komitmen untuk menggulirkan berbagai program pada triwulan keempat tahun 2024, yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting.
“Mengevaluasi kinerja TPPS, kita merencanakan program apa saja yang akan dilakukan di triwulan keempat. Alhamdulillah dari rembuk stunting kita menyepakati komitmen bersama bagaimana menurunkan angka prevalensi stunting. Per bulan Juli ada penurunan salah satunya dari Kelurahan Nanggeleng dari 98 Keluarga Rawan Stunting (KRS) menjadi 93 KRS dan di Kelurahan Tipar dari 115 KRS menjadi 92 KRS.” Jelasnya
Sementara ditempat terpisah, Camat Baros, Hendaya, menerangkan bahwa selepas kegiatan rembuk stunting, pihaknya bersama lintas sektor akan mengintensifkan penyuluhan terutama terkait pembiasaan minum tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Bagaimana semua berkomitmen agar tidak ada lagi kasus stunting. Untuk Keluarga Rawan Stunting kita sudah berkoordinasi dengan lintas sektor agar bersama – bersama menuntaskan agar tidak ada lagi kasus atau zero stunting. Insyaallah nanti akan dilakukan edukasi, penyuluhan kepada remaja putri karena mereka adalah generasi muda yang akan menjadi calon pengantin dan melahirkan keluarga berkualitas.” Ujarnya
Ia melanjutkan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, pihaknya telah melahirkan sejumlah inovasi, seperti Genting Puri yang merupakan upaya sosialiasi terhadap keluarga yang memiliki anak balita.
“Kecamatan Baros tadi disampaikan 140 kasus stunting. Keluarga Rawan Stunting ada 1.100. Upaya yang telah dilakukan diantaranya inovasi Selasih, Selasa berbagi kasih, yang awalnya inovasi Sendu, Senin Dua Ribu, setiap karyawan urunan sebesar Rp. 2 Ribu dan hasilnya dikumpulkan untuk membeli paket sembako dan diberikan setiap hari Selasa. Kemudian Inovasi Genting Puri, Gerakan Menurunkan Stunting agar Putra – Putri Hidup Mandiri, jadi sosialisasi kepada keluarga yang memiliki anak balita.”
Terkait penguatan komitmen juga diutarakan oleh Camat Cibeureum, Yanwar Ridwan. Ia menerangkan melalui rembuk stunting, semua pihak yang dilibatkan bersepakat untuk bekerja sama menurunkan angka stunting yang hingga saat ini tercatat sebanyak 261 kasus di Kecamatan Cibeureum.
“Cukup banyak kasus stunting di Kecamatan Cibeureum karena ada 261 kasus. Kita bersepakat semua kerja bareng dalam penanggulangan stunting. Upaya yang sudah dilakukan selain Pemberian Makanan Tambahan, dengan dana kelurahan kita intervensi pula PHBS seperti renovasi rutilahu, pembangunan septic tank. Kemudian rencananya ada gerakan yang yang dinamakan Getaran Hati, gerakan menanam sayuran di depan rumah untuk atasi stunting.” Pungkasnya