
Reporter : Riksan
Sejak menjabat pada 20 Februari lalu, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, dan Wakil Wali Kota, Bobby Maulana, telah menggulirkan sejumlah program kerja. Melalui tayangan yang diunggah pada 8 Juni 2025 di kanal youtube Menata Kebaikan Tech, disebutkan bahwa sejauh ini terdapat 14 program kerja yang telah direalisasikan.
Pada tayangan tersebut Wali Kota menyampaikan beberapa capaian seperti pemberian insentif bagi anggota Satlinmas, tenaga pendidik keagamaan, marbot masjid termasuk kenaikan dana insentif bagi Ketua RW dan RT. Dalam bidang sosial ekonomi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota menyerahkan separuh gaji untuk membantu anak yatim piatu dan memberikan modal untuk usaha ultramikro. Capaian selanjutnya adalah pengawasan pembangunan infrastruktur, serta memberikan beasiswa kuliah bagi dua orang mahasiswa dari setiap kelurahan.
Kemudian upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menjadi prioritas keduanya, diwujudkan di antaranya melalui penertiban reklame tanpa izin, dan optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah dengan menggelar seleksi dewan pengawas dan direksi Perumda Bank Perkreditan Rakyat.

Wakil Wali Kota dalam keterangannya di Balai Kota pada 11 Juni 2025, menyampaikan bahwa peningkatan PAD dijadikan prioritas karena kemampuan fiskal Kota Sukabumi masih dalam kategori lemah. Sejauh ini menurutnya upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil, karena PAD Kota Sukabumi periode Januari hingga Mei 2025, meningkat signifikan.
“Ada skala prioritas, karena pada saat retret di Magelang kami mendapatkan informasi bahwa Kota Sukabumi memiliki kemampuan fiskal lemah, sehingga peningkatan PAD menjadi skala prioritas. Per 31 Mei PAD Kota Sukabumi mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa keduanya terus berupaya merealisasikan janji – janji yang disampaikan saat kampanye, namun semuanya membutuhkan proses.
“100 hari bukan segala – galanya, artinya bagaimana kita berusaha melaksanakan janji – janji politik saat kampanye. Sebetulnya sudah banyak janji yang kami realisasikan seperti insentif, beasiswa, bantuan dan lain sebagainya. Ini memang butuh proses, memang masyarakat ingin cepat dan ini sangat wajar karena dari sudut pandang masing – masing, namun kami tidak diam,” pungkasnya.
