Penduduk dan Tenaga Kerja

Penduduk

Konsep penduduk menurut BPS adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. Sementara itu konsep penduduk menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah orang yang mempunyai KTP dan atau mempunyai KK (beridentitas).

Data Kependudukan yang disajikan dalam publikasi ini berasal dari estimasi penduduk dan registrasi penduduk. Pada akhir tahun 2013 berdasarkan hasil estimasi penduduk jumlah penduduk Kota Sukabumi tercatat sebanyak 311.822 jiwa yang terdiri dari 158.175 penduduk laki-laki (50.73 %) dan penduduk perempuan 153.647 (49.27 %).

Grafik

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan

Berdasarkan grafik di atas maka sex ratio (perbandingan laki-laki terhadap perempuan) Kota Sukabumi sebesar 103 %. Jumlah penduduk ini tersebar pada 7 kecamatan. Penyebaran tertinggi pada Kecamatan Cikole sebanyak 18,64% (57.511 jiwa), Warudoyong 17,53% (54.089 jiwa), Citamiang 15,76% (48.624 jiwa) dan terendah di Kecamatan Baros sebesar 9,93% (30.625 jiwa).

Jika ditinjau dari luas wilayah Kota Sukabumi maka rata-rata penduduk per KM² di Kota Sukabumi 6.496 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Citamiang dengan kepadatan penduduk 12.165 jiwa/km². Hal ini memungkinkan karena luas wilayah Kecamatan Citamiang paling kecil diantara kecamatan yang lain dan merupakan wilayah yang dekat dengan pusat perbelanjaan. Sedangkan yang terendah kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Lembursitu dengan kepadatan penduduk 3.978 jiwa/km².

Penduduk Kota Sukabumi menurut kelompok umur diketahui bahwa sebagian besar penduduk (11,17%) berada pada rentang usia 5 – 9 tahun. Di rentang usia 65 tahun ke atas relatif masih besar yaitu 4,52% dari total penduduk Kota Sukabumi.

Tenaga Kerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Penanggulangan Bencana Kota Sukabumi tercatat bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar mencapai 6.537 orang, yang terdiri dari 2.677 pencari kerja laki-laki dan 3.860 perempuan. Sedangkan pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak 1.196 orang.

Jumlah Pencari Kerja yang telah ditempatkan menurut tingkat pendidikan di Kota Sukabumi tahun 2013 meliputi lulusan SD 382 orang, lulusan SLTP 399 orang, lulusan SLTA 259 orang, Diploma 110 orang, dan Sarjana 10 orang.

Sosial

Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Sementara itu pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu serta perluasan kesempatan belajar, terutama pada jenjang pendidikan dasar.

Pada saat ini di Kota Sukabumi terdapat 58 Taman Kanak-Kanak, 124 Sekolah Dasar, 38 SLTP, 16 SMU, dan 29 SMK yang meliputi sekolah negeri dan swasta. Sementara itu murid yang tertampung di TK pada tahun 2012/2013 sebanyak 2.918 siswa, murid SD sebanyak 34.201 siswa, murid SLTP negeri sebanyak 11.811 siswa, murid SLTP swasta sebanyak 3.007 siswa, murid SMU negeri sebanyak 5.345 siswa, murid SMU swasta sebanyak 2.227 siswa, murid SMK negeri sebanyak 4.604 siswa dan murid SMK swasta sebanyak 5.389 siswa.

Grafik  Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan

di Kota Sukabumi

 

Kesehatan dan Keluarga Berencana

Pembangunan kesehatan harus selalu dilakukan mengingat pertumbuhan setiap tahunnya. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan seperti rumah sakit, apotek, dan dokter merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Untuk pelayanan kesehatan masyarakat, di Kota Sukabumi tidak saja tersedia rumah sakit umum milik pemerintah, tetapi swasta juga telah berperan dengan mendirikan rumah sakit umum swasta. Disamping itu sebagai kepedulian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat telah disediakan pula Puskesmas, Puskesmas DTP, dan Puskesmas Pembantu yang menyebar di 7 Kecamatan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bahwa banyaknya bayi lahir hidup selama tahun 2013 sebanyak 7.287 dan lahir mati sebanyak 17 bayi.

Sementara itu keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Kota Sukabumi dapat dilihat dari persentase pencapaian akseptor KB baru terhadap target yang telah ditetapkan, yaitu mencapai 99.09 persen. Kecamatan Gunung Puyuh merupakan kecamatan yang paling tinggi pencapaiannya yaitu sekitar 149.83 persen. Sedangkan pencapaian akseptor KB baru terkecil di Kecamatan Cibeureum yang hanya mencapai 46.56 persen.

 

Peradilan

 

Salah satu indikator kriminalitas dalam satu tahun di suatu wilayah dapat dilihat dari jumlah narapidana hasil putusan pengadilan pada tahun tersebut. Jumlah terdakwa menurut jenis kelamin pada akhir tahun 2013 narapidana laki-laki sebanyak 243 orang dan narapidana perempuan sebanyak 6 orang. Sebagian besar terdakwa yang ditahan di rumah tahanan adalah karena narkotika yaitu sebanyak 77orang disusul kemudian oleh kejahatan pencurian dengan jumlah 51 orang.

Agama

Kehidupan beragama di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 pasal 29 dan sesuai dengan Falsafah Negara yaitu Sila Pertama dari Pancasila, dimana kehidupan beragama senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan untuk peningkatan akhlak demi kepentingan bersama guna membina dan membangun kehidupan masyarakat yang berakhlak mulia.

Di Kota Sukabumi, mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Pada tahun 2013 hampir semua penduduk (sekitar 95.86 %) tercacat beragama Islam, sedangkan selebihnya menganut agama Khatolik, Protestan, Budha, Hindu dan lainnya. Hal tersebut secara tidak langsung juga akan mempengaruhi jumlah tempat peribadatan yang ada, yakni masih didominasi oleh tempat peribadatan umat Islam yaitu Masjid, Mushola, dan Langgar sebanyak 1.129 atau 98,26 persen dari 1.149 tempat ibadah yang ada.

Sosial Lainnya

Data kehidupan sosial lainnya meliputi banyaknya data kesejahteraan sosial, pengunjung perpustakaan umum, kebersihan, pertamanan, pemakaman, pertanahan, catatan sipil, tata ruang dan keimigrasian.

Sementara itu jumlah pengunjung di Perpustakaan Daerah Kota Sukabumi pada tahun 2013 mengalami penurunan sekitar 1.9 persen, yaitu menjadi 125.498 pengunjung pada tahun 2013 dari 127.966 pengunjung pada tahun 2012. Demikian halnya dengan buku yang dipinjam juga mengalami penurunan dari periode sebelumnya. Tercatat selama tahun 2013 sebanyak 79.548 buku dipinjam oleh pengunjung.

Pertanian

Penggunaan Tanah

  1. Luas Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sukabumi dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah (lahan kering). Lahan bukan sawah (lahan kering) sendiri dibedakan atas lahan pekarangan/rumah, tegal/kebun, kolam/tebat/empang dan lahan lain-lain.

Grafik

Persentase Luas Tanah Menurut Kecamatan dan Penggunaannya

di Kota Sukabumi

 

Luas wilayah Kota Sukabumi adalah 4.800 Ha. Menurut penggunaannya, dari seluruh wilayah sebesar 1.551 Ha (32,31%) digunakan untuk tanah sawah dan sisanya seluas 3.210 Ha (66,87%) merupakan tanah kering dan lain-lain.

Fenomena yang terjadi didaerah perkotaan menunjukkan bahwa luas lahan sawah akan semakin berkurang sejalan dengan banyaknya pembangunan di bidang perumahan, perdagangan ataupun industri sehingga fungsi lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan bukan pertanian.

  1. Tanaman Pangan

Pembangunan pertanian tanaman pangan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan di bidang ini diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan melalui peningkatan produksi pangan baik kuantitas maupun kualitasnya.

Grafik

Luas Panen Rata-Rata Hasil dan Produksi Padi Sawah

di Kota Sukabumi

 

Dari sekitar 1.551 Ha lahan sawah di Kota Sukabumi, menghasilkan beberapa komoditas pertanian seperti : padi sawah, palawija, hortikultura, sayur-sayuran, tanaman hias serta tanaman obat-obatan. Luas panen bersih padi sawah di Kota Sukabumi pada tahun 2013 mengalami penaikan sebanyak 3,13 % dibanding tahun 2012, yaitu dari 3.405 Ha pada tahun 2012 naik menjadi 3.515 Ha pada tahun 2013. Namun hasil produksi padi mengalami penurunan sebesar 0.62 % dibanding tahun 2012, yaitu dari 22.979,27 ton pada tahun 2012 menjadi 22.837,46 ton pada tahun 2013.

Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa komoditi ketela pohon menempati urutan teratas, yaitu mencapai 845 ton. Produksi ketela rambat pada tahun 2013 sebanyak 381 ton, jagung 148 ton, kacang tanah 26 ton, dan kacang kedelai sebanyak 5 ton.

  1. Hortikultura

Tanaman hortikultura terbagi dalam empat jenis, yaitu buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan obat-obatan. Produksi tanaman hortikultura jenis buah-buahn yang paling besar adalah pepaya dengan hasil produksi sebesar 22,42 kwintal, di susul kemudian buah mangga sebesar 949 kwintal, alpukat 835 kwintal, adapun hasil produksi yang paling kecil adalah buah sawo yaitu sebesar 17 kwintal.

Produksi hortikultura jenis sayuran terbanyak adalah kangkung sebesar 3.619,1 ton, kemudian petsai/sawi sebanyak 1.692,0 ton, ketimun 1.101 ton dan kacang panjang 1.058,70 ton. Potensi tanaman hias di Kota Sukabumi tahun 2013 adalah sedap malam yaitu sebanyak 196.800 tangkai . Pada komoditas hortikultura jenis obat-obatan produksi terbanyak adalah jahe sebanyak 6.700 kg kemudian kunyit sebanyak 3.000 kg, dengan luas tanam masing-masing 3.100 m2 dan 1.000 m2

Peternakan

Populasi ternak yang dicakup dalam publikasi ini adalah sapi potong, kerbau, kuda, kambing dan domba. Pada tahun 2013 populasi ternak sapi tercatat sebanyak 891 ekor, kerbau 72 ekor, kuda 60 ekor, kambing 137 ekor dan domba sebanyak 5.578 ekor. Jumlah ternak yang masuk pada tahun 2013 mencapai 19.607 ekor yang terdiri dari 5.901 ekor sapi, 904 ekor kerbau, 2.683 ekor kambing dan 9.579 ekor domba.

Produksi daging sapi/kerbau pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 43,95 persen yaitu dari 2.874312 kg di tahun 2012 menjadi 1.996.616 kg pada tahun 2013.

Industri, Listrik, dan Air Bersih

Industri Pengolahan

Pembangunan bidang industri merupakan bagian dari pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Kontribusi sembilan sektor lapangan usaha Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan tetap sebagai the leading sector yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan ekonomi Indonesia. Sektor Industri merupakan sektor yang didorong untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh dalam rangka menciptakan landasan ekonomi yang kuat agar tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri.

Perkembangan sektor industri tidak terlepas dari adanya investasi, baik itu investasi asing dan investasi dalam negeri serta aspek lain yang ikut berperan penting yaitu tenaga kerja.Investasi yang ditanamkan akan selalu diikuti oleh perkembangan teknologi, dan tenaga kerja merupakan faktor dinamika yang penting dalam menentukan laju pertumbuhan perekonomian.

Secara Umum, Industri pengolahan menurut jumlah tenaga kerja dikelompokkan menjadi 4 yaitu industri besar dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang, industri kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang dan industri kerajinan rumahtangga dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang.

Hasil Survei Industri Pengolahan tahun 2013 tercatat bahwa jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Kota Sukabumi sebanyak 21 perusahaan yang terdiri dari 7 perusahaan industri besar dan 14 perusahaan industri sedang dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.740 orang pekerja.

Selain dikelompokkan menurut banyaknya tenaga kerja, kegiatan industri pengolahan dikelompokkan pula menurut jenis barang produksinya, Perusahaan industri besar dan sedang yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri komputer, barang elektronik dan optik yang menyerap tenaga kerja sebanyak 1.800 orang pekerja atau sekitar 50,87 persen Kemudian diikuti oleh kelompok industri tekstil/pakaian jadi dan kulit sebanyak 903 orang pekerja atau sekitar 25,52 persen. Perkembangan industri di kota Sukabumi sampai dengan tahun 2013 ada sebanyak 2.279 unit usaha dengan total nilai investasi sebesar Rp. 47.028.930.000,- dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13.321 orang pekerja, dengan potensi pada jenis Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAH).

Listrik dan Air Minum

Listrik merupakan salah satu komponen vital dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai salah satu sumber energi yang digunakan baik oleh rumahtangga, bisnis, pemerintah, industri maupun sosial, Seiring dengan perkembangan masyarakat, kebutuhan akan listrik pun bertambah dari tahun ke tahun, Penggunaan listrik di Kota Sukabumi pada tahun 2013 dilihat dari daya terpasang mengalami peningkatan sebesar 149.109.640 VA atau sekitar 9,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 135.005.690 VA, Sementara itu, produksi listrik yang terjual mencapai 235.464.659 Kwh atau meningkat sebesar 2,77 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 228938236 Kwh.

Selain sektor listrik, yang tidak kalah pentingnya adalah sektor air minum, Berdasarkan data dari PDAM Kota Sukabumi, pada tahun 2013 tercatat jumlah pelanggan air di Kota Sukabumi mencapai 19,338, dengan volume air yang disalurkan sebanyak 4.056.610 M3 dengan nilai nominal sebesar 13,36 miliar rupiah.

Grafik

Persentase Air Minum yang Didistribusikan Menurut Jenis Konsumen

di Kota Sukabumi

 

Berdasarkan Grafik diatas memperlihatkan bahwa dari 19.338 pelanggan PDAM Kota Sukabumi, pelanggan terbanyak adalah dari kategori non niaga, yaitu sebanyak 18.249 pelanggan atau sekitar 94,37 persen, Sedangkan jumlah pelanggan terkecil adalah kategori pelanggan industri, yaitu sebanyak 11 pelanggan atau sekitar 0,06 persen dari total pelanggan PDAM di Kota Sukabumi.

Perdagangan

Profil Sektor Perdagangan

Dalam struktur perekonomian Kota Sukabumi, sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu, mencapai 47,80 % pada tahun 2013.

Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Sukabumi pada tahun 2013, diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kota Sukabumi adalah sebanyak 528 perusahaan, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 526 perusahaan. Dari sebanyak 528 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut terdiri dari 2 perusahaan besar, 96 perusahaan menengah, 380 perusahaan kecil, dan 50 perusahaan mikro.

Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 3,42 % dibanding tahun 2012. Dari sejumlah 452 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 81 perusahaan berbentuk badan usaha PT, 14 perusahaan berbentuk Koperasi, 118 perusahaan berbentuk CV, dan 239 perusahaan berbentuk PO.

Perhubungan, Komunikasi, dan Pariwisata

Panjang Jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Pembangunan akan semakin meningkat jika lalu lintas perhubungan darat tidak mengalami hambatan, karena perhubungan darat merupakan salah satu sektor yang cukup besar peranannya dalam pembangunan untuk membuka isolasi suatu daerah. Salah satu indikator keberhasilan sektor perhubungan adalah dengan tersedianya fasilitas jalan.

Panjang jalan dapat menunjukkan tingkat keterbukaan dan perkembangan masyarakat suatu wilayah. Semakin panjang suatu jalan, maka tingkat keterbukaan dan perkembangannya semakin tinggi. Oleh karena itu tersedianya fasilitas jalan sangat dibutuhkan dalam melayani kebutuhan masyarakat terutama menggerakkan lalulintas perekonomian di perkotaan.

Menurut statusnya jalan terbagi atas 3 kategori, yaitu jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten/kota. Panjang jalan negara di Kota Sukabumi pada tahun 2013 mencapai 8,50 km dengan kondisi baik 5,50 km. Panjang jalan propinsi mencapai 26,65 km dengan kondisi baik 14,66 km. Sementara itu panjang jalan kota mencapai 133,25 km dengan rincian: sepanjang 89,14 km kondisinya baik, sepanjang 37,84 km kondisi jalannya sedang, sepanjang 4,38 km kondisinya rusak, dan sepanjang 1,88 km dalam kondisi rusak berat.

Angkutan Darat

Angkutan Jalan Raya

Pelayanan transportasi umum masyarakat Kota Sukabumi dilaksanakan melalui perusahaan angkutan dalam kota dan luar kota. Pada tahun 2013, tercatat ada tiga belas tujuan perjalanan bus yang diberangkatkan dari Terminal Bus Sukabumi. Tujuan yang paling banyak diminati oleh penduduk Kota Sukabumi adalah Bandung. Pada tahun tersebut, tercatat ada 143.400 penumpang yang diberangkatkan menuju Bandung. Rute lain yang cukup padat adalah Kota Sukabumi – Cisolok. Jumlah penumpang yang diberangkatkan menuju Cisolok tercatat sebanyak 70.155 orang.

Sementara itu data kecelakaan di wilayah Kota Sukabumi pada tahun 2013 turun sekitar 20,74% dibandingkan dengan tahun lalu. Dari 149 kejadian kecelakaan, sebanyak 48 korban meninggal dunia, 15 orang mengalami luka berat, dan 178 orang mengalami luka ringan. Kerugian materi yang diderita akibat kecelakaan tersebut mencapai 151,525 juta rupiah.

Grafik

Jumlah Kejadian dan Jumlah Korban Kecelakaan di Kota Sukabumi

Dirinci per Bulan

 

Angkutan Kereta Api

Kereta Api merupakan sarana transportasi yang relatif murah bagi masyarakat Kota Sukabumi. Namun sejak ditutupnya lalu lintas kereta api sejak tanggal 9 Juli 2006, maka tidak ada lagi jalur transportasi kereta api yang melayani masyarakat Kota Sukabumi. Kemuadian tanggal 15 Desember 2008 jalur tersebut mulai dibuka kembali dengan rute Sukabumi-Bogor. Pada tahun 2013, jumlah penumpang yang diangkut sebanyak 50.956 orang, sedangkan jumlah pendapatan PT. Kereta Api Stasiun Sukabumi mencapai 893,414 juta rupiah.

Pos dan Telekomunikasi

Perkembangan pembangunan di Kota Sukabumi yang semakin pesat menuntut pula peningkatan pelayanan pos dan telekomunikasi. Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup jangkauan baik pelayanan dan peningkatan kerjasama baik regional maupun internasional serta peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi sehingga arus berita, informasi dan data dapat berjalan lancar. Karena itu, PT. Pos Indonesia Sukabumi dan PT. Telkom Sukabumi dituntut untuk meningkatan kinerjanya guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Namun demikian, seiring dengan semakin meningkatnya sistem teknologi informasi dan komunikasi, mengakibatkan turunnya jumlah masyarakat yang menggunakan jasa pos. Hal ini terlihat dari menurunnya volume jasa pos (baik surat maupun jasa kiriman uang) yang dilaksanakan oleh PT Pos Indonesia Kota Sukabumi.

Dari data PT. Pos Sukabumi tahun 2013 tercatat banyak surat biasa yang dikirim lewat Pos Sukabumi hanya mencapai 85.046 surat. Sedangkan untuk jenis, kilat khusus, perlakuan khusus, dan expres pos masing-masing sebanyak 91.658 buah, 73.647 buah, dan 45.784 buah.

Banyaknya pos paket yang dikirim melalui PT Pos Sukabumi pada tahun 2013 sebanyak 10.166 buah yang terdiri dari 7.924 pengiriman biasa dan 3.222 pengiriman kilat khusus.

Hotel dan Pariwisata

Kegiatan perhotelan di Kota Sukabumi dapat dilihat dari banyaknya perusahaan akomodasi dan tamu yang menginap. Pada tahun 2013 jumlah perusahaan akomodasi di Kota Sukabumi sebanyak 32 buah yang terdiri dari 757 kamar dan 1.120 tempat tidur.

Sementara itu banyaknya tamu yang menginap pada tahun 2012 sebanyak 140.500 orang yang terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 365 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 140.135orang. Jumlah tamu yang menginap tersebut mengalami penurunan sebesar 0,35% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 141.000 orang. Jika dilihat per kecamatan, dapat diketahui bahwa tamu yang menginap di hotel, masih didominasi di wilayah Kecamatan Cikole, yaitu mencapai 65,97%. Hal ini dimungkinkan karena wilayah Kecamatan Cikole berada di pusat Kota Sukabumi.

Sedangkan kegiatan pariwisata di Kota Sukabumi relatif masih sangat kecil. Secara keseluruhan (pada tahun 2012) hanya tercatat 1 obyek wisata, 1 perkemahan, 72 rumah makan/restoran, 5 bar/café, 32 hotel, 6 kolam renang serta beberapa usaha pariwisata lainnya yang meliputi bilyard, golf, karaoke, dan ketangkasan.

Keuangan dan Harga

Keuangan Pemerintah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD terdiri atas anggaran pendapatan daerah, anggaran biaya daerah, dan anggaran pembiayaan daerah.

Berdasarkan penghitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Sukabumi menunjukkan bahwa realisasi pendapatan daerah mencapai Rp. 843.683.976.684,00. Dari jumlah tersebut, pendapatan paling besar bersumber dari Dana Perimbangan yang mencapai 63,96% dari total pendapatan. Sementara itu Pendapatan Asli Daerah memberikan sumbangan terhadap pendapatan daerah sebesar 20,74%.

Realisasi belanja daerah Kota Sukabumi tahun anggaran 2013 mencapai 837.454.350.702,00 rupiah yang terdiri dari Belanja tidak Langsung sebesar 52,49% dan Belanja Langsung sebesar 47,51%.

Koperasi

Berdasarkan UUD 1945, Bab XIV Pasal 33 ayat (1) disebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Menurut para ahli ekonomi, lembaga atau badan perekonomian yang paling cocok dengan maksud Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah koperasi. Dalam koperasi, modal dan kegiatan usaha dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya juga untuk kesejahteraan anggotanya secara bersama-sama.

Kegiatan perekonomian di Kota Sukabumi juga disemarakkan dengan adanya berbagai jenis koperasi. Keberadaan koperasi penting karena ia memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Jika dilihat dari jenis usaha komoditi dominan, koperasi di Kota Sukabumi didominasi oleh koperasi warga. Koperasi ini memiliki jumlah usaha terbanyak yakni 110 unit. Akan tetapi, jenis koperasi yang memiliki anggota paling banyak adalah koperasi BMT. Koperasi ini memiliki anggota sebanyak 8.297 orang dengan jumlah usaha 12 unit.

Pada tahun 2013, banyaknya koperasi aktif di Kota Sukabumi mencapai 370 buah dengan jumlah anggota sebesar 31.987 orang. Dari sejumlah koperasi tersebut, diperoleh total simpanan sebesar Rp.30.056.725.000,00

Grafik

Jumlah Koperasi di Kota Sukabumi,

 

Perbankan

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tentang perbankan, dapat diartikan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Oleh karena itu, perbankan memegang peranan sentral dalam suatu perekonomian. Terganggunya proses penghimpunan dan penyaluran dana tersebut akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian.

Berdasarkan data dari Bank Indonesia Bandung, banyaknya aktiva Rupiah dan valuta asing bank umum dan BPR yang ada di Kota Sukabumi, tercatat mengalami kenaikan sebanyak sebanyak 3,16%, yaitu dari Rp 98.758.381 juta pada tahun 2012 menjadi Rp. 9.035.525 juta pada tahun 2013.

Sedangkan besarnya simpanan dana pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar 12,63% yaitu dari Rp 4.369.343 juta pada tahun 2012 menjadi Rp 4.921.156 juta pada tahun 2013.

Industri perbankan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana memegang peranan sentral dalam suatu perekonomian. Terganggunya proses penghimpunan dan penyaluran dana tersebut akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian.

Grafik Jumlah Bank Menurut Kelompok di Kota Sukabumi,

 

Berdasarkan data dari Bank Indonesia Bandung, tercatat sebanyak 22 kantor bank yang terdiri dari Bank Pemerintah sebanyak 4 buah, Bank Swasta Nasional sebanyak 11 buah, Bank Pembangunan Daerah sebanyak 1 buah dan Bank/Unit Syariah sebanyak 6 buah.

Harga-Harga

Berbagai macam peristiwa ekonomi, politik, gejolak masyarakat dan perubahan harga barang/jasa mengakibatkan terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat di Kota Sukabumi. Oleh karena itu, tersedianya data harga eceran sembilan bahan pokok sebagai salah satu bahan dasar dalam penyusunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Dimana, IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen.

Perkembangan harga konsumen di Kota Sukabumi dapat dilihat dari perkembangan harga eceran sembilan bahan pokok harian yang didapat dari hasil survey harga konsumen yang dilakukan di pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Kota Sukabumi. Dari hasil pendataan yang telah dilakukan selama tahun 2013, diketahui bahwa rata-rata perkembangan harga konsumen menurut jenis barang untuk komoditi beras pada tahun 2013 sebesar Rp 8.090,09 atau meningkat sebesar 3,41% dari tahun 2012. Sedangkan komoditi minyak goreng mengalami penurunan sebesar 2,97% dan komoditi gula pasir mengalami kenaikan sebesar 2,51%.

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. Penyusunan PDRB pada publikasi ini menggunakan pendekatan sektoral, yaitu penjumlahan seluruh komposisi nilai tambah yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi, mencakup Pertanian, Pertambangan & penggalian, Industri pengolahan, Listrik, gas & air bersih, Bangunan, Perdagangan, restoran & hotel, Pengangkutan dan komunikasi, Lembaga keuangan dan Jasa-jasa . PDRB berikut agregat turunannya disajikan dalam dua sisi penilaian, yaitu “atas dasar harga berlaku”, yang artinya seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan, serta “atas dasar harga konstan” yang berarti penilaian atas seluruh agregat menggunakan harga pada suatu tahun dasar tertentu. Pada publikasi ini harga di tahun 2000 digunakan sebagai dasar penilaian. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 mencapai 6,513 trilyun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai 2,254 trilyun rupiah.

PDRB per kapita merupakan rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh setiap penduduk di suatu wilayah pada satu satuan waktu, atau dapat juga digunakan sebagai proxy kasar dari indikator tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. PDRB per kapita Kota Sukabumi atas dasar harga berlaku tahun 2013 mencapai 24.095 juta rupiah dimana jumlah penduduk pertengahan tahun 2013 sebanyak 311.822 jiwa.

Laju pertumbuhan PDRB menunjukan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan lebih dikenal dengan istilah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). LPE Kota Sukabumi pada tahun 2013 terhadap tahun 2012 sebesar 4,88 persen, sementara di tahun sebelumnya tercatat 5,291persen. Hal ini menunjukan bahwa kinerja perekonomian di Kota Sukabumi di tahun 2013 tetap bergerak positif, hanya saja terindikasi mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan kontribusi terhadap perekonomian di wilayah Kota Sukabumi, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, yaitu mencapai 47,80 %, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 16,43 persen serta sektor jasa-jasa 12,53 persen. Dominasi ketiga sektor tersebut terhadap PDRB mengukuhkan posisi Kota Sukabumi sebagai kota perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian tidak menunjukan adanya kegiatan ekonomi aktif secara signifikan di Kota Sukabumi sehingga tidak tercatat output sektor tersebut dalam PDRB Kota Sukabumi